Minggu, 25 November 2012

Cara Mengendalikan Emosi


            Emosi adalah perasaan intens yang ditujukkan kepada seseorang atau sesuatu. Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
Salah satu definisi akurat tentang pengertian emosi diungkap Prezz (1999) seorang EQ organizational consultant dan pengajar senior di Potchefstroom University, Afrika Selatan, secara tegas mengatakan emosi adalah suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif terhadap situasi spesifik.
Menurut Prezz salah satu pengendali kematangan emosi adalah pengetahuan yang mendalam mengenai emosi itu sendiri. Banyak orang tidak tahu menahu mengenai emosi atau besikap negatif terhadap emosi karena kurangnya pengetahuan akan aspek ini. Seorang anak yang terbiasa dididik orang tuanya untuk tidak boleh menangis, tidak boleh terlalu memakai perasaan akhirnya akan membangun kerangka berpikir bahwa perasaan, memang sesuatu yang negatif dan oleh karena itu harus dihindari. Akibatnya anak akan menjadi sangat rasional, sulit untuk memahami perasaan yang dialami orang lain serta menuntut orang lain agar tidak menggunakan emosi.

Berikut cara-cara mengendalikan emosi:
1    1. Waktu rasa marahmu terpancing, pertama yang harus dilakukan adalah diam.

Jangan biarkan mulut kita mengeluarkan suara bahkan kata-kata yang tidak karuan atau tidak sopan, kemungkinan hal ini terjadi karena reflex, tapi sebenarnya masih bisa dikontrol atau dikendalikan.

2. Ambil nafas panjang dari hidung, tahan selama 10 detik, lalu buang lewat mulut.

Karena waktu marah, darah mengalir ke atas, tapi waktu kita ambil nafas, oksigen masuk ke ruang otak yang membuat kita menjadi lebih rileks atau tenang.

      3. Kenali emosi

Ketahui apa yang sedang dirasakan, apakah senang, sedih, takut, atau marah. Dengan mengenali baik-baik apa yang sebenarnya dirasakan, akan lebih mudah memahami cara menuntaskannya.
Rasa cemburu, misalnya, merupakan penjelmaan dari rasa takut, takut tidak mampu terlihat lebih baik dari orang lain, atau merasa dijauhi karena tak bisa menjadi yang terbaik.

4.  Biasakanlah memberi kesempatan kepada pikiran untuk mengambil keputusan

Semakin seseorang mahir menyerahkan keputusan kepada pikiran, maka semakin sehat emosinya. Itu adalah kondisi ideal dimana akal yang mengendalikan perasaan, bukan perasaan yang mengendalikan akal.


5.  Emosi negatif adalah sinyal bahwa ada yang tidak beres dalam diri seseorang

Ketika suasana hati menjadi tidak nyaman, cobalah menerangkan dengan berdoa, bersilaturahmi menemui sahabat atau hang out bareng teman-teman, beristirahat, mendengarkan musik atau apa saja yang disukai.


6.  Pertanyakanlah dengan kritis perasaan-perasaan negatif yang dirasakan

Misalnya, apakah masalahnya terlalu berbahaya sehingga seseorang ketakutan? Atau apakah masalahnya begitu gawat sehingga seseorang harus marah besar?


7. Pertanyakanlah dengan tegas keyakinan-keyakinan yang salah

Misalnya, siapa bilang kegagalan itu suatu kebodohan? Siapa bilang masalah yang kita hadapi tidak ada jalan keluarnya? Dan siapa bilang kita tidak mampu memaafkan?


8. Kendalikan reaksi terhadap situasi yang tidak menyenangkan

Misalnya, ketika ada yang menyalip motor dengan tiba-tiba, kita bisa memilih untuk marah atau memilih tetap tenang yang pertama bisa membuat kita jadi orang yang reaktif dan emosional, tapi yang kedua mengajarkan kita menguasai diri dengan baik.


9. Perasaan bukanlah masalah benar atau salah

Manusiawi sekali-sekali memiliki perasaan takut, marah, sedih dan kecewa. Yang penting kita tidak larut dalam perasaan-perasaan negatif itu dan tidak mengambil keputusan-keputusan penting di saat suasana hati sedang kacau.
1
    10. Perasaan yang negatif dan suasana hati yang buruk bisa juga disebabkan oleh kondisi tubuh yang tidak sehat

Kita bisa saja merasa “BETE” ketika stress, flu, kurang tidur, capek dan sebagainya. Kita tidak perlu mencemaskan perasaan-perasaan yang tidak nyaman dan bersifat sementara tersebut.

1  11. Hidupkanlah perasaan-perasaan yang menyenangkan sesering mungkin termasuk untuk hal-hal yang kita inginkan tercapai atau terjadi

Misalnya, perasaan gembira ketika mendapatkan hadiah, ketika akan bertemu dengan seseorang yang dicintai atau dinanti, ini adalah salah satu cara mengerahkan emosi untuk membantu mewujudkan impian menjadi kenyataan.


12. Melawan pikiran negative dengan pikiran logis

Pemicu emosi biasanya berasal dari pikiran, baik itu pikiran negatif yang muncul dari intepretasi input-input atau stimulasi dari lingkungan eksternal maupun pola-pola pemikiran internal yang tidak disadari. Misalnya, seseorang bisa marah atau merasa ketakutan karena merespon ancaman dari orang lain.

      13. Menerima pikiran negative, bertindak positif

Jika sedang merasa marah atau tersinggung dengan orang lain, kita bisa menyatakan protes keberatan dan berharap perbaikan perilaku dari pihak tertentu, tapi jangan menyerang pribadi secara membabi-buta. Tegas untuk menolak perlakuan yang membuat kita marah tapi tidak mendendam atau melakukan tindak kekerasan.


14.  Ubah posisi tubuh

Jika sedang marah dalam keadaan berdiri, maka duduklah. Jika sedang duduk, maka berbaringlah. Ketika merubah posisi tubuh, kemudian otak akan meresponnya dan pikiran akan jernih kembali.



15.  Bila marah, segara istighfar, dan ambillah wudhu (bagi orang muslim)

Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan itu dijadikan dari api, dan yang dapat memadamkan api hanyalah air, maka apabila seseorang dalam keadaan marah, hendaklah segera berwudhu. Kebersihan dan kejernihan air wudhu dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan panasnya temperatur tubuh ketika tengah marah. Kesucian air wudhu yang dapat menyucikan anggota tubuh serta jiwa dapat menghilangkan dorongan-dorongan amarah ke arah yang negatif, merusak, dan dapat mengarahkan daya amarah kepada keberanian, keadilan dan kebenaran.


16.  Jangan dipendam

Kita mungkin takut tak dapat menahan diri atau membuat orang lain tersinggung jika kita meluapkan emosi. Namun memendam emosi seorang diri bukanlah hal yang baik bagi kesehatan psikis. Ada kalanya harus mengekspresikan apa yang ada dalam benak, melalui curhat bersama seorang sahabat atau mengungkapkannya melalui hobi.


17. Berkaca dari pengalaman

Pernahkah kita terlibat dalam masalah baru saat kita tak lagi mampu untuk menahan emosi? Menghajar seorang rekan kerja, misalnya? Atau mengalami kecelakaan saat kebut-kebutan di jalanan untuk melampiaskan emosi?
Lain kali jika ingin mengeluarkan emosi dengan cara yang nekat, ingatlah resiko yang harus dihadapi di pengalaman sebelumnya. Kita pasti tak ingin mendapat masalah baru dan menambah amarah, kan?


18. Olaraga

Olahraga memang terbukuti dapat mengurangi rasa emosi dan ini sudah dilakukan penelitiannya. Cobalah ke tempat fitnes sesekali, jikapun tidak anda juga dapat melakukannya dirumah.


19.  Cari ketenangan

Asingkan diri sejenak dari keramaian, beberapa menit saja hingga dapat meredakan emosi yang menguasai benak kita. Kemudian pikirkan baik-baik apa yang melintas di benak kita. Apakah kita merasa takut dikeluarkan dari pekerjaan, menyakiti perasaan sahabat, atau merasa gagal dengan rencana yang telah lama dibuat, ketahui dengan jelas dugaan apa yang membuat kita merasa stress.


20. Segera cari solusi setelah emosi reda

Setelah menenangkan diri dan menurunkan kadar emosi di diri kita, kini saatnya untuk mencari sejumlah opsi sebagai solusi untuk permasalahan kita. Buat beberapa pilihan agar kita memiliki opsi cadangan jika salah satunya gagal.


21. Belajarlah mengucap syukur dalam segala keadaan

Hati yang penuh dengan ucapan syukur akan membuat hidup lebih ringan, pikiran lebih jernih dan perasaan lebih nyaman. Sehingga mengendalikan perasaan bukan lagi beban yang berat.


22. Cari tempat tenang

Sesudah anda memikirkannya, sekarang cobalah ketempat yang menurut anda paling tenang dan nyaman seperti sawah, pantai ataupun kebun. Ini dapat membantu pikiran anda kembali jernih. Jika perlu, bermalamlah beberapa hari agar anda dapat melupakan masalah ataupun mencari solusi masalah anda.


23.  Periksa segala perubahan positif yang kita rasakan

Setelah kita bertindak dan situasi berakhir, meluangkan waktu berfikir tentang bagaimana masalah itu dapat pergi dari hidup kita.

Jadi kita harus semaksimal mungkin berupaya mengontrol emosi yang ada di diri kita sendiri agar tidak meluap melebihi batas. Karena jika itu terjadi akan ada akibatnya di waktu yang akan datang. Jangan sampai kita menyesal atas apa yang kita sudah lakukan di dalam emosi tersebut.